Pengarang : Pricillia A.W.
Tahun terbit: 2011
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 256 hal.
Desain sampul: Yustisea Satyalim
PoV: Orang ketiga serba tahu
Dari judulnya saja, saya sudah dapat membayangkan apa kira-kira konflik
dari novel ini. Yup, tak lain adalah dilema sang karakter antara
seseorang yang baru saja ditemuinya dan cinta pertamanya yang tiba-tiba
hadir kembali dalam kehidupannya. Kemudian, satu hal yang menarik dari
novel ini adalah bahwa novel ini termasuk dalam aliran Jepang (lebih
lanjut, silakan lihat klasifikasi saya dalam Lima Aliran Teenlit di Indonesia). Mengapa saya bisa-bisanya berkata seperti itu? Yuk, kita mulai saja pembahasannya!
Sinopsis
Semenjak
ibunya meninggal satu bulan silam, kehidupan Azura seakan menjadi
sesuatu yang menyakitkan. Ia menganggap sang Waktu adalah suatu hal yang
kejam dan salah Di saat itulah, ia bertemu seorang cowok bernama
Tristan, yang entah bagaimana memiliki pandangan yang sama dengannya
soal Waktu. Tanpa Azura sadari, Tristan pun mulai memasuki kehidupannya,
membuat hari-harinya lebih ceria dan membuatnya dapat mulai melupakan
Joshia, cinta pertamanya yang meninggalkannya. Tak dinyana, Joshia sang
cinta pertama Azura, tiba-tiba hadir kembali di kehidupannya! Yang lebih
mengejutkan lagi adalah Joshia ternyata adik dari Tristan, dan kini, ia
sudah memiliki pacar bernama Gwen. Hubungan Joshia dan Tristan sendiri
tidak terlalu baik karena ada peristiwa lalu yang
melibatkan Gwen. Kini, setelah menemui kenyataan itu, siapa yang akan
Azura pilih? Tristan yang sudah memberinya keceriaan ataukah Joshia yang
ia nanti-nantikan?
Karakter
Azura.
Cewek ini telah mengalami masa kelam dalam hidupnya akibat ibunya
meninggal secara tiba-tiba, tapi di sisi lain, orang yang ia anggap
sebagai cinta pertamanya justru pergi. Sejak saat itu, ia menganggap
Waktu sebagai sesuatu yang kejam dan salah. Dalam kesedihannya, ia
bertemu dengan Tristan, cowok misterius yang memiliki pandangan yang
sama dengannya soal waktu. Azura merasa nyaman dengan Tristan, tapi saat
ia mendapati ada cewek lain bernama Gwen (yang Tristan sebut sebagai
“cewek yang terlahir untuknya”), ia mulai merasakan sesuatu yang
mengusiknya. Kemudian, tanpa ia sangka-sangka, ia bertemu dengan Joshia,
cowok yang ia anggap sebagai cinta pertamanya, meski ternyata, Joshia
sudah memiliki pacar bernama Gwen.
Tristan.
Cowok ini tinggal di Inggris bersama papanya semenjak berumur lima
tahun, dan kembali ke Indonesia sejak ia berumur sepuluh tahun. Namun,
ia mengaku baru saja pindah dari Inggris saat pertama kali bertemu
Azura. Tristan sendiri ketika kecil memiliki sahabat bernama Gwen
(mereka lahir hampir bersamaan dan orang tua keduanya juga saling
mengenal) dan seorang adik bernama Joshia, di mana ia pernah menyimpan
perasaan pada Gwen meski sekarang, perasaan itu sudah mulai surut.
Tristan diceritakan mengeluh merasakan sakit pada beberapa adegan, yang
mana itu ada kaitannya dengan masa lalunya dengan adiknya.
Joshia. Adik
dari Tristan ini merasa terpukul setelah tanpa alasan yang jelas, sang
kakak meninggalkannya ke luar negeri. Hal itu diperparah dengan perginya
teman masa kecilnya, Gwen, ke Bandung, dan karena ibunya kasihan
melihat ia yang kesepian, mereka akhirnya memutuskan untuk pindah rumah,
dan dari situlah ia mengenal Azura. Tumbuh
dengan rasa dikhianati dan tersaingi oleh kakaknya, Joshia memasang
sikap bermusuhan terhadap Tristan, dan dapat dipastikan ia akan mencerca
Tristan apabila bertemu dengannya. Joshia sendiri memiliki sifat yang
agak childish dan impulsif.
Gwen.
Sahabat masa kecil Tristan (dan Joshia) ini sempat pergi ke Bandung
selama SMA, di mana ia bertemu kembali dengan Tristan. Ketika kuliah, ia
memutuskan untuk melanjutkan studi ke Australia. Gwen sendiri
menyempatkan untuk pulang ke Indonesia saat liburan kali ini, dan entah
mengapa ia justru lebih banyak menemui Tristan ketimbang pacarnya,
Joshia. Bisa dibilang merupakan “karakter sumber konflik”, keberadaan Gwen berhasil membuat “kekacauan” antara Azura-Tristan-Joshia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar