Jumat, 28 September 2012

Republik Twitter


Republik Twitter
Sutradara Kuntz Agus
Produser Ajish Dibyo
Faizan Zidni
Isaac Zikri
Eva Fadillah
Penulis E.S. Ito
Pemeran Laura Basuki
Abimana Aryasatya

Enzy Storia

Ben Kasyafani

Tio Pakusadewo

Nina Tamam

Leroy Osmani

Enzy Storia

Jennifer Arnelita

Leroy Osmani

Gary Iskak

Otig Pakis

Edi Oglek
Sinematografi Ujel Bausad
Editing Aline Jusria
Bayu Sulistyo
Distribusi Amalina Pictures - RupaKata Cinema
Tanggal rilis 16 Februari 2012
Durasi 90 menit
Negara Bendera Indonesia

Republik Twitter adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 16 Februari 2012 dan disutradarai oleh Kuntz Agus serta dibintangi oleh Laura Basuki dan Abimana Aryasatya.

Pemain

Pernyataan Sutradara

Jejaring sosial, dan bagaimana manusia mengubah pola komunikasinya melalui mediasi-mediasi teknologi menjadi perhatian yang menarik. Twitter adalah salah satu mediasi itu, dimana orang-orang bertemu, tumbuh, membesar, hancur dan hilang. pencinta menemukan jodohnya, pecundang menghujat pecundang yang lain, selebriti lahir dalam sehari dan beragam replika sosial yang ada dalam dunia twitter adalah bekal dalam menyusun film ini.

Sinopsis

Berlatar belakang kegilaan anak muda akan Twitter dan jejaring sosial, #RepublikTwitter adalah cerita tentang Sukmo (Abimana Aryasatya), lelaki jogja yang ambisius, lucu dan cerdas. Sukmo menjalani kesehariannya leih banyak dibelakang komputer, hingga ia jatuh cinta kepada Hanum (Laura Basuki), perempuan cantik yang pemurung, yang dikenalnya juga melalui twitter. Bagi Sukmo, dunia twitter adalah dirinya, apa adanya. sedang bagi Hanum, twitter adalah bentuk pelariannya, alter ego bagi keceriaan yang tidak pernah muncul dihari-harinya. Mereka dekat dan berkisah, tapi, dunia maya tak akan pernah memuaskan siapapun yang benar-benar hidup didunia nyata. dan ternyata Sukmo masih menapakkan kakinya didunia nyata, ia ingin bertemu dengan Hanum. Sukmo berangkat Jakarta, bersama sahabatnya, Andre (Ben Kasyafani).
Sukmo lupa satu hal, ada kelas sosial didunia nyata, dan itulah yang baru dia sadari ketika bertemu dengan Hanum. Selanjutnya adalah kerja keras Sukmo untuk membuat dirinya lebih terlihat, lebih percaya diri dan dekat dengan Hanum. menjadi seseorang yang setara dengan nya. Sukmo bekerja diibidang yang menjadi keahliannya, bisnis 140 karakter di Twitter. Tapi inilah yang menjebak dirinya kedalam pasir hisap yang semakin mengikat, Bisnis pencitraan politik berbasis jejaring sosial yang digawangi Kemal (Tio Pakusadewo) dan Belo.
Perjalanan cinta Sukmo mendapat ujian yang berat. Tapi begitulah cara meraih mimpi, pengorbanan. Bersama Andre dan kekasihnya Nadya (Enzy Storia), Sukmo berjuang untuk apa yang selama ini maya, menjadi nyata: Hanum.

Review Film Republik Twitter

Ini sebuah review menarik yang saya dapat dari blog http://wordcrafter.posterous.com/republiktwitter-sebuah-review . Selamat membaca :)
13293788291348159568

Sudah lama saya tidak menonton film yang punya kedekatan secara emosional ataupun profesional. Bahkan rasanya baru kali ini deh menyaksikan film (buatan Indonesia pula) yang sukses membuat saya menertawakan diri sendiri. Makanya ketika kemarin mendapatkan kesempatan menyaksikan Gala Premier Republik Twitter saya sangat menikmatinya.
Linimassa (mungkin) lebih dulu mengangkat tema twitter ke format film, dengan membahas pemanfaatan twitter di Indonesia (dokumenter). Tapi Republik Twitter sangat berbeda, isinya tidak hanya sebatas positif-negatif dari sebuah media sosial. Semua hal yang umum kita jumpai dari twitter diangkat secara blak-blakan. Termasuk pro-kontra twit berbayar & akun anonim.
Republik Twitter berkisah tentang Sukmo, yang mengagumi Hanum di twitter (dan sebaliknya). Merasa sudah memiliki ‘perasaan’ yang sama, Sukmo nekat pergi ke Jakarta untuk melanjutkan hubungan mereka ke tahap berikutnya: sebuah komitmen.
Tapi ketika pertama kali melihat sosok Hanum, Sukmo langsung minder. Hanum adalah jurnalis muda dari kalangan berada, sedangkan Sukmo hanyalah mahasiswa tingkat akhir yang untuk pergi ke Jakarta saja mesti numpang & ngutang.
Takdir membawa Sukmo ke Mas Belo, teman twitternya, yang menawarkan dia pekerjaan: menjalankan kampanye digital (di twitter) untuk seorang politisi. Sukmo menerima tawaran tersebut demi mengejar status sosial agar berani menghadap Hanum. Siapa sangka pekerjaan tersebut justru bisa menolong Hanum mengejar cita-citanya sekaligus mengacaukan persahabatan Sukmo dengan teman-temannya?
Republik Twitter memang film tentang twitter (ya iyalah), dengan kata lain kalau bukan pengguna twitter (saya rasa) sulit menangkap serunya konflik dalam film ini. Meski sebetulnya adegan yang hadir di film Republik Twitter “ngena” juga untuk semua orang yang rutin berselancar di dunia maya:
  • Jatuh cinta kepada sosok di dunia maya,

  • Kopdar dan menemui kenyataan “di internet asik, kok pas ketemu pendiem ya?”

  • Pemandangan miris betapa jejaring sosial justru malah membuat penggunanya menjadi anti sosial; dan masih banyak lagi.
Semua hal tersebut diramu secara pas dalam film berdurasi lebih dari 100 menit ini. Ya, saya tidak menyangka filmnya akan panjang. Beruntung skenario & pemilihan peran yang tepat sukses membuat film ini jauh dari kata membosankan.
Republik twitter juga menyajikan dialog & adegan yang kocak (saya sempat beberapa kali terbahak mendengarnya), dan memiliki visual yang menarik. Spesial efek di film ini dengan manis sukses membantu penonton memahami peristiwa yang terjadi. Musik pengiringnya juga bagus dan menjadi kesatuan dengan film ini.
Selain itu, Republik Twitter juga membuat beberapa gimmick yang diangkat dari hal-hal yang berkaitan dengan twitter. Menarik juga melihat bumper yang diselipkan di antara beberapa scene ini. Ada yang ingat gambar astronot melayang di situs lockerz? Muncul juga loh di film ini dalam format parodi.
Kalau kamu pengguna aktif twitter, saya sangat merekomendasikan film Republik Twitter. Saya jamin pasti sangat menikmatinya.
Bagaimana kalau bukan pengguna twitter? Hmm.. Sudah ada beberapa peristiwa dunia yang digerakkan/bermula dari twitter. Dan Indonesia sendiri termasuk salah satu negara dengan jumlah pengguna twitter terbesar di dunia. Jadi menyaksikan film ini bisa sedikit menambah wawasan kita, tentang jargon “sekarang ini, suara twitter = suara rakyat”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar